ORMAS MELAHIRKAN DAN DILAHIRKAN PENDIDIKAN
Jun 10, 2025 Jun 10, 2025
ORMAS MELAHIRKAN DAN DILAHIRKAN PENDIDIKAN
ORMAS MELAHIRKAN DAN DILAHIRKAN PENDIDIKAN

ORMAS MELAHIRKAN DAN DILAHIRKAN PENDIDIKAN 

Oleh: Duski Samad
Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang

Topik tulisan di atas hadir ketika diskusi informal sepanjang perjalanan dari Padang ke Pekan Baru antara pimpinan utama ormas Muhammadiyah dan Pimpinan PERTI Sumatera Barat. 

Perjalanan ke Pekan Baru dalam agenda mendampingi Gubernur Sumatera Barat bertemu dengan Dewan Pimpinan Daerah Perti Provinsi dan akan bersilaturahmi dengan Direktur Lembaga Penyelenggaraan Pendidikan Perti Nasional ( LP3N) Ustad Abdul Somad (UAS) telah menghadirkan
sharing idea antara dua aktivis ormas dengan latar sejarah yang tidak sama. Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan di Jokyakarta sebagai ormas yang dalam kiprahnya mendirikan pendidikan. Sedangkan PERTI didirikan oleh Syekh Sulaiman Arrasuly Candung bersama-sama pimpinan pendidikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI).

ORMAS MELAHIRKAN PENDIDIKAN
Tata kelola, manfaat, dan nilai lebih ketika organisasi masyarakat (ormas) membina pendidikan, khususnya dalam konteks ormas berbasis keagamaan seperti PERTI, Muhammadiyah, NU, atau lainnya:
 1. Tata Kelola Ormas dalam Membina Pendidikan.
a. Struktur Kelembagaan
Dibentuknya Majelis Pendidikan, Departemen Pendidikan, atau Lembaga Pendidikan dalam struktur ormas.

Penunjukan pengurus yang kompeten secara manajerial dan ideologis.
b. Regulasi dan Kebijakan Internal. Penetapan visi pendidikan yang sejalan dengan misi ormas.

Penyusunan Pedoman Kurikulum, Kode Etik Guru, dan Standar Mutu Pendidikan.

c. Sumber Daya
Pemanfaatan sumber daya anggota ormas: guru, ulama, akademisi, donatur.

Mobilisasi dana dari infak, zakat, wakaf, hibah, dan CSR.

d. Pengawasan dan Evaluasi.
Monitoring berkala, audit manajemen, dan pembinaan kelembagaan.

Penilaian berbasis kinerja, nilai, dan akuntabilitas spiritual.

2.Manfaat Ormas Membina Pendidikan.
a. Konsistensi Nilai dan Ideologi

Menjaga kesinambungan nilai Aswaja, Syafi’iyah, moderasi Islam, atau nilai khas ormas lain.

Pendidikan menjadi perpanjangan tangan dakwah dan kaderisasi.

b. Kemandirian Lembaga.
Sekolah/pesantren lebih mandiri secara manajerial karena dukungan ormas.

Lebih mudah mendapat legitimasi sosial dan akses kebijakan publik.

c. Konsolidasi Umat
Pendidikan sebagai simpul pertemuan masyarakat dan ormas.

Membentuk komunitas keilmuan dan kader dakwah yang militan.

d. Efektivitas Dakwah dan Perubahan Sosial.
Pendidikan adalah sarana jangka panjang untuk perubahan akhlak dan pola pikir masyarakat.

Melahirkan ulama, cendekia, teknokrat yang loyal terhadap nilai ormas.

 3. Nilai Lebih Ormas dalam Pendidikan dibanding Non-Ormas

Membina pendidikan bukan hanya tanggung jawab negara, tapi juga panggilan sejarah ormas Islam. Pendidikan yang dibina ormas akan melahirkan kader yang membina ormas kembali. Di sinilah nilai strategis daur kehidupan dakwah: “Ormas mendirikan pendidikan, pendidikan melahirkan ormas.”

PENDIDIKAN MELAHIRKAN ORMAS
Dalam sejarah Islam dan Indonesia, lembaga pendidikan kerap menjadi embrio lahirnya organisasi masyarakat (ormas). Ini terjadi karena pendidikan bukan hanya sarana mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk kesadaran kolektif, jaringan kader, dan basis nilai perjuangan. Beberapa contoh di antaranya MTI Canduang melahirkan PERTI.
Pesantren Tebuireng  mendukung berdirinya NU.

Strategi Merawat Ormas yang Lahir dari Pendidikan:
1.Merawat Ideologi dan Visi Asal.
Pendidikan yang melahirkan ormas harus tetap menjaga nilai-nilai pendirian ormas tersebut, seperti Aswaja, wasathiyah, atau manhaj tafaqquh fiddin.
Diperlukan penanaman nilai sejak dini dalam kurikulum dan praktik keseharian siswa.

Strateginya mengintegrasikan nilai ormas ke dalam kurikulum, kegiatan kokurikuler, dan budaya lembaga.

2.Membangun Sistem Kaderisasi Formal dan Non-Formal.
Ormas akan bertahan jika memiliki kader militan dan terdidik, dan itu dimulai dari lembaga pendidikan. Alumni pendidikan dijadikan kader aktif, bukan sekadar lulusan pasif.

Strateginya membentuk Ikatan Alumni, Pelatihan Kepemimpinan Pelajar/Mahasiswa (PKPM), daurah kader, dan sejenis. 

3.Sinergi Struktural antara Lembaga dan Ormas. Harus ada jalur komunikasi resmi dan struktural antara lembaga pendidikan dan ormas yang dilahirkannya. Ormas memberi arah, lembaga melaksanakan dan melaporkan.

Strateginya membentuk Majelis Pembina Pendidikan Ormas, membuat rencana bersama, dan rapat koordinasi rutin.

4.Transformasi Digital dan Rebranding Ormas.
Ormas yang lahir dari pendidikan perlu menyesuaikan diri dengan zaman digital agar tidak ditinggalkan generasi muda.Gunakan media sosial, podcast, platform e-learning, dll.

Strateginya dirikan unit media dakwah digital, libatkan alumni muda dalam tim branding dan konten kreatif.

5.Kemandirian Dana dan Sistem Wakaf Pendidikan.
Ormas tidak bisa hidup hanya dari semangat; perlu basis ekonomi.
Pendidikan bisa mendorong wakaf produktif untuk menopang dakwah ormas.

Strateginya dirikan Wakaf Pendidikan, koperasi santri, dan program CSR berbasis alumni.

Ormas yang lahir dari pendidikan adalah ormas yang lahir dari rahim ilmu dan perjuangan. Untuk tetap hidup dan berkembang, ia harus terus disusui oleh nilai, dijaga oleh kader, dan diberi nutrisi berupa inovasi dan kemandirian.
“Ormas lahir dari pendidikan, dan hanya bisa hidup jika kembali ke pangkuan pendidikan.”

ANALISIS ILMIAH
1.Kerangka Historis dan Sosiologis.
Narasi ini mengandung nilai sosiologis tinggi karena menempatkan pendidikan dan ormas dalam hubungan dialektis, bukan sekadar institusional.

Muhammadiyah memulai dari ormas yang kemudian mendirikan lembaga pendidikan. PERTI lahir dari basis pendidikan (MTI Canduang) yang kemudian berkembang menjadi ormas.
Kedua jalur ini membentuk model simbiosis antara pendidikan dan organisasi sosial-keagamaan dalam konteks kebangkitan umat.

2.Pendekatan Institusional: Tata Kelola Ormas dalam Pendidikan
Tulisan ini mengemukakan pendekatan manajerial modern dengan memasukkan aspek:
Struktur organisasi (majlis pendidikan).
Regulasi internal (kurikulum berbasis nilai).Mobilisasi sumber daya (zakat, wakaf, SDM).
Evaluasi dan akuntabilitas spiritual.

Analisis ini konsisten dengan teori governance kelembagaan non-profit dan memperlihatkan bagaimana ormas dapat memelihara mutu pendidikan secara berkelanjutan.

3.Peran Pendidikan sebagai Wahana Ideologi dan Kaderisasi.
Pendidikan di sini diposisikan tidak netral, tetapi sarana transmisi nilai dan pembentukan identitas kolektif ormas.
Pendidikan yang dibina ormas tidak hanya mendidik siswa menjadi "cerdas", tapi juga menjadi ideologis, loyal, dan berdaya saing spiritual.
Ini sejalan dengan teori pendidikan ideologis dan kultur organisasi dalam kajian pendidikan Islam.

4.Model Daur Hidup Ormas-Pendidikan.
Tulisan ini menawarkan konsep daur hidup strategis: Ormas membina pendidikan. Pendidikan membina kader. Kader menghidup kan ormas. Ormas kembali membina pendidikan. Konsep ini kuat secara filosofis dan dapat dijadikan dasar pengembangan strategi jangka panjang ormas Islam berbasis pendidikan.

5.Strategi Merawat Ormas dari Basis Pendidikan.
Tulisan mengusulkan strategi praktis namun strategis: Penanaman nilai ideologis dalam kurikulum. Sistem kaderisasi terstruktur.
Komunikasi struktural lembaga–ormas.
Adaptasi digital dan branding. Kemandirian ekonomi lewat wakaf. Ini menunjuk kan integrasi antara teori perubahan sosial, penguatan organisasi, dan inovasi pendidikan Islam.

Kesimpulan.
Tulisan ini menunjukkan bahwa hubungan antara ormas dan pendidikan bukanlah hubungan linier satu arah, melainkan saling membentuk dan saling menghidupi. Ketika ormas membina pendidikan dengan nilai, arah, dan sistem yang baik, maka pendidikan itu akan melahirkan kembali generasi yang: Mewakili visi ormas. Mampu memimpin transformasi sosial. Dan siap menjadi pewaris serta pembaharu perjuangan.

Sebaliknya, jika pendidikan kehilangan orientasi dan terputus dari akar organisasional nya, maka ormas akan kehilangan kader, kekuatan, dan arah. Oleh karena itu, ormas mesti selalu kembali ke pendidikan, dan pendidikan tak boleh kehilangan arah pada ormas yang melahirkannya. DS. 10062025@kelokindah.

Please Login to comment in the post!
Relate Post
Pendidikan
STIT SYEKH BURHANUDDIN BERDAMPAK BERBAGAI BID...

Read More
Pendidikan
Calon ketua Baru STIT SB

Read More